Selasa, 22 Januari 2013

Alamat Panti Pijat di Bekasi

Posting kali ini dalam artikel berjudul  : Alamat Panti Pijat di Bekasi
selamat membaca dan menikmati semoga bisa
menambah semangat sobat2 menghadapi hari demi hari....

Untuk sementara waktu artikel tentang :  Alamat Panti Pijat di Bekasi
sedang kami edit ulang untuk kepuasan smua pengunjuang blog.
setelah lengkap dan akurat segera kami posting kembali
artikelnya, trims sebelumnya

Untuk pengganti sementara artikel yang sobat2 cari, admin ganti
dengan cerita plus dibawah ini ya...
semoga ceritanya bisa menghibur sobat-sobat...

Heru Sahabat Suamiku

Heru, 32 th, adalah teman sekantor suamiku yang sebaya dengannya sedangkan aku
berumur 28 th. Mereka sering bermain tenis bersama, entah mengapa setiap Heru
datang kerumah menjemput suamiku ia selalu menyapaku dengan senyumnya yang khas,
sorotan matanya yang dalam selalu memandangi diriku sedemikian rupa apalagi
sewaktu aku memakai daster yang agak menerawang tatapannya seakan menembus
menjelajahi seluruh tubuhku.

Aku benar benar dibuat risih oleh perlakuannya, sejujurnya aku merasakansesuatu
yang aneh pada diriku, walaupun aku telah menikah 2 tahun yang lalu dengan
suamiku, aku merasakan ada suatu getaran dilubuk hatiku ditatap sedemikian rupa
oleh Heru. Suatu hari suamiku pergi keluar kota selama 4 hari. Pas di hari
minggu Heru datang kerumah maksud hati ingin mengajak suamiku bermain tenis,
pada waktu itu aku sedang olahraga dirumah dengan memakai hot pant ketat dan
kaos diatas perut.

Ketika kubuka pintu untuknya ia terpana melihat liku liku tubuhku yang seksi
tercetak jelas di kaos dan celana pendekku yang serba ketat itu. Darahku
berdesir merasakan tatapannya yang tajam itu. Kukatakan padanya suamiku keluar
kota sejak 2 hari lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yang khas
tidak terlihat adanya kekecewaan diraut mukanya, tiba-tiba ia berkata “..Hesty
mau tidak gantiin suamimu, main tenis dengan saya..” Giliran aku yang terpana
selama menikah belum pernah aku pergi keluar dengan laki laki selain suamiku
tetapi terus terang aku senang mendengar ajakannya, dimataku Heru merupakan
figure yang cukup ‘gentleman’.

Sementara aku masih ragu-ragu tiba tiba dengan yakin ia berkata “..Cepet ganti
pakaian aku tunggu disini..” Entah apa yang mendorongku untuk menerima ajakannya
aku langsung mengangguk sambil berlari kekamarku untuk mengganti pakaian.
Dikamar Aku termangu hatiku dagdigdug seperti anak SMU sedang berpacaran lalu
aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju tenisku lalu ketemukan rok tenis
putihku yang supermini lalu kupakai dengan blous ‘you can see’ setelah itu
kupakai lagi sweater, wouw.. cukup seksi juga aku ini.., setelah itu aku pakai
sepatu olahragaku lalu cepat cepat aku temui Heru didepan pintu “..Ayo Her aku
sudah siap..” Heru hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya terlihat naik turun.

Singkat kata aku bermain tenis dengannya dengan penuh ceria, kukejar bola yang
dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan aku biarkan matanya menatap
celana dalamku, ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya menatap pantatku
yang padat bulat ini.

Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga aku jatuh terkilir, Heru
menghampiriku lalu mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Heru untuk mampir
dan ia menerimanya dengan senang hati. Heru memapahku sampai ke kamar, lalu
membantuku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di
dapur, Heru mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah
melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri. Ia agak tersentak melihatku,
karena aku telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal memakai blous “you can
see” longgar yang membuat ketiak dan buah dadaku yang putih mulus itu mengintip
nakal, posisi kakiku juga menarik rokmini olahragaku hingga pahaku yang juga
putih mulus itu terbuka untuk menggoda matanya.

Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman
kepadaku. Memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak kaku tetapi disertai
sikap yang lembut, kombinasi yang tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai
macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yang mendorongku untuk melakukan
sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang wanita yang sudah
bersuami. Aku menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai
ucapan terimakasihku. Heru terkejut, namun tak berusaha menghindar bahkan ia
menggerakan wajahnya sehingga bibirku beradu dengan bibirnya. Kewanitaanku
bangkit walaupun aku tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari ia mencium
bibirku beberapa saat sebelum akhirnya aku merespon dengan hisapan lembut pada
bibir bawahnya yang basah.

Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yang lebih dulu
melepas ciuman hangat kami. “Her..” kataku ragu. Kami saling menatap beberapa
saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberijawaban dan keputusan yang sama
dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali
saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama
kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan Heru saling menghisap lidah dan
ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.

Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Heru mulai beralih dari
betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin
berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa menyentuh
ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku semakin melayang perasaanku, dan
menikmati kelembutan yang memancing gairah ini. Kembali Heru yang melepas
bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong
tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua
tanganku yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring
pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring
di sisiku.

Heru mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas
dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak
akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai
barang milikku yang paling sensitif yang masih terbalut celana dalam itu dengan
lembut namun pasti.

“Mmhh.. Heruu..sudah terlalu jauh Her..” desahku di sela-sela ciuman panas kami.
Aku agak lega saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia mulai
menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari
kepalaku. Buah dadaku yang montok dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku
yang tipis dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku,
namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, untuk
kembali lagi ke bibir dan lidahku.

Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi
semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba
dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku
yang saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos
bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku
melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama
ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya ke buah dadaku yang masih
terbalut BHku.

Diciumi buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku untuk
melepas kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke
lantai sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang memang sudah
menginginkan ini dari tadi. “Ooohh.. sshh.. aachh.. Heruu..” desahku langsung
terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek
putingku yang terasa sangat peka.

Heru menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku
yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama
semakin menggelora ini, “..Oooh Heru suuddhaah.. Herr.. stoop..!!” tetapi Heru
terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini
ia benar-benar telanjang bulat. Penisnya yang besar dan berotot mengacung tegang,
karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari penis
suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan. Oh..tak kupikirkan akibat dari
keisenganku tadi yang hanya ingin mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut
sedemikian jauh.

Heru melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik
rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah
dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh
tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda
selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas pinggiran CD ku, semili
lagi menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih
pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi
akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yang salah.

Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku, Heru mengalihkan jilatannya
kerambut kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir birahi. “ggaahh..
Heeruu..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung menyertai
ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah Heru melalap vaginaku dari bawah
sampai ke atas, menyentuh klitorisku.

Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Heru berlutut di
depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang
penisnya yang tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku yang lebih
kecil. Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu gebu. Entah
mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yang bukan punya suamiku.Oooh
begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu sebentar lagi aku
akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu birahiku terus
mengelegak.

Kupasrahkan diriku ketika Heru membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar,
lalu Heru menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku.
Kerongkonganku tercekat saat kepala penis Heru menembus vaginaku.”Hngk! Besaar..sekalii..Heer..”
Walau telah basah berlendir, tak urung penisnya yang demikian besar kekar
berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yang belum pernah merasakan sebesar
ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa
sakit.

Tanpa terburu-buru, Heru kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih
mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada
putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap putingku,
membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah penisnya
bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya
maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir
birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot
ini ke dalam liang kenikmatanku tahap demi tahap.

Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang
lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yang semakin
bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa ini benar
benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku
dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat yang membuatku ingin mengarungi
permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.

“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. heeruu.. masukin penismu yang dalaam..!! oouch..
niikmaat.. heerr..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan bentuk
penis yang bukan milik suamiku, yang sama sekali baru ..besaar dan perkasaa..,
aku merasakan suatu rangsangan yang hebat didalam diriku. Seluruh rongga
vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding vaginaku digesek
batang penisnya yang keras dan besaar..!

Akhirnya seluruh batang kemaluannya yang kekar besar itu tertelan kedalam lorong
kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa meregang,
mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Heru mulai memaju-mundurkan
pantatnya perlahan, “..oouch.. niikmaat.. heeruu..!!” aku pun tak kuasa lagi
untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur
dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku
semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.

“hh.. sshh.. hh.. Heerruu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahyangghh..” Heru
membalas dengan pertanyaan “Ohh.. Hestyy nikmatan mana dengan penis suamimu..?”
otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yang luar biasa..! jawabanku
benar benar diluar kesadaranku “Ohh ssh Heruu. penismu besaar sekalii..! jauh
lebih nikmaat ..!! Heru makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh, “..hh..Hesty
lagi diapain memekmu sama kontolnya Heru..?” aku bingung menjawabnya, “Bilang
lagi dientot..!” Heru memaksaku untuk mengulangnya, tapi dasar aku lagi
terombang ambing oleh buaian birahi akupun tidak malu malu lagi mengulangnya “hh..
hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”

Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Heru kembali
menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar
benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan
berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina dan
putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini
merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang. Penisnya yang
dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding
vaginaku yang mencengkeram erat.

Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu
menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang
intensitasnya terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku
bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak
dalam seluruh tubuhku. Desahanku sudah berganti dengan erangan erangan liar kata
kataku semakin vulgar. “Ahh.. Ouchh.. entootin terus sayaang.. genjoott.. habis
memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!” Ooohh.. Herruu.. bukan maiin..
eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar celotehanku, Heru yang kalem
berubah menjadi semakin beringas seperti banteng ketaton dan yang membuat aku
benar benar takluk adalah staminanya yang bukan maiin perkasaa.., tidak pernah
kudapatkan seperti ini dari suamiku.

Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yang sudah bersuami ini, yang aku
rasakan sekarang adalah perasaan yang melambung tinggi sekali yang ingin
kunikmati sepuas puasnya yang belum pernah kurasakan dengan suamiku. Heru
mengombang ambingkan diriku di lautan kenikmatan yang maha luas, seakan akan
tiada tepinya.

Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh
tubuhku yang begitu dahsyatnya menggulung diriku “Ngghh.. nghh .. nghh.. Heruu..
Akku mau keluaar..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil
memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, Heru
mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan
sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar mutar keras sekalii..
Clitorisku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh.. Heruu..
niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!”

Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti ‘forever’ menyemburkan lendir
orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Heru erat sekali wajahnya kuciumi sambil
mengerang mengerang dikupingnya sementara Heru terus menggerakkan sambil menekan
penisnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili penisnya menggesek dinding
vaginaku menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan dalam
tubuhku yang tidak bisa kulontarkan dengan kata kata.

Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti ‘forever’ itu akhirnya berakhir
dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan penis Heru masih di dalam vaginaku
yang masih berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Heru mengecup
bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya
memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung
dan merasa sangat disayangi. Ia sama sekali tidak menggerakkan penisnya yang
masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur
napasku yang terengah-engah.

Setelah aku kembali “sadar” dari ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi,
aku pun mulai membalas ciumannya, memancing Heru untuk kembali memainkan
lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Sekarang aku
tidak canggung lagi bersetubuh dengan teman suamiku ini. Gairahku yang sempat
menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan
pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding vaginaku. Respon
gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan aku semakin berani melayani
gairahnya yang memang tampaknya makin liar saja.

Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Aku benar-benar
tidak menyangka bisa terangsang lagi, biasanya setelah bersetubuh dengan suamiku
setelah klimax rasanya malas sekali untuk bercumbu lagi tapi kali ini Heru
memberiku pengalaman baru walau sudah mengalami klimax yang maha dahsyat tadi
tapi aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh genjotan penisnya yang semakin
bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku
menetes lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.

Lalu Heru memintaku untuk berbalik, ooh ini gaya yang paling kusenangi “doggy
style” dengan gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang kemaluan
suamiku dan sekarang aku akan merasakan batang yang lebih besar lebih perkasa
oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku
lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “..Yeess..Herr..masukin kontol gedemu
dari belakang kelobang memekku..” Heru pun menatap liar dan yang ditatap adalah
bokongku yang sungguh seksi dimatanya, bongkahan pantatku yang bulat keras
membelah ditengah dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah basah dibagian
labia dalamku memerah mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip liang
kenikmatanku yang sudah tidak sabar ingin melahap batang kemaluannya yang
sungguh luar biasa itu.

Sambil memegang batang penisnya disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh..
Heruu.. teruss.. Herr.. yang.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan betapa
besaar dan panjaang batang penisnya menyodok liang kenikmatanku, urat urat
kemaluannya terasa sekali menggesek rongga vaginaku yang menyempit karena
tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Hambatan yang selalu kuhadapi
dengan suamiku didalam gaya ‘doggy style’ ini adalah pada waktu aku masih dalam
tahap ‘menanjak’ suamiku sudah terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa bertahan
kurang dari dua menit.

Tetapi Heru sudah lebih dari 15 menit menggarapku dengan gaya ‘doggy style’ ini
tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..! bagai kesurupan aku
menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi, eranganku
sudah berubah menjadi pekikan pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju
mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga
batang penis yang besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang
vaginaku. kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak” tapi sudah berada di
awang-awang di puncak gunung kenikmatan yang tertinggi.

“Hngk.. ngghh..Heruu..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang
menyertai klimaksku yang kedua yang kubuat semakin nikmat dengan mendorong
pantatku ke belakang keras sekali menancapkan penisnya yang besar sedalam-dalamnya
di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan vaginaku serasa ingin memeras
batang kemaluannya untuk mendapatkan seluruh kenikmatan semaksimum mungkin.

Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas
dipelukan Heru yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun
Heru menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku
yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh
dengan rasa kepuasan yang maha nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya
dengan suamiku.

Heru memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan
puas. “Hesty aku belum keluar sayang..! tolongin aku isepin kontolku sayaang..!”
Aku benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Heru belum juga keluar,
bukan main perkasanya. biasanya malah suamiku lebih dulu dari aku klimaksnya
kadang kadang aku malah tidak bisa klimaks dengan suamiku karena suamiku suka
terburu buru.

Merasa aku telah diberi kepuasan yang luar biasa darinya maka tanpa sungkan lagi
kuselomot batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan selangkangannya
ketika kulihat Heru menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh yess Hes.. nikmat
sekalii.. teruss hes.. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh.. heestyy..
saayaangg..!!” Heru mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja
menyelomot batang kemaluannya yang besar, untuk makin merangsang dirinya aku
merangkak dihadapannya tanpa melepaskan batang kemaluannya dari mulutku,
kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar
saja melihat gerakan erotisku Heru makin mendengus dengus bagai kuda jantan liar,
dan tidak kuperkirakan yang tadinya aku hanya ingin merangsang Heru untuk bisa
cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku terasa
berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.

Ohh.. beginikah multiple orgasme yang banyak dibicarakan teman temanku?
Selomotanku makin beringas, batang yang besar itu yang menyumpal mulutku tak
kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali, Heru menggelinjang hebat,
akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang kemaluannya yang masih
perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung aku merangkak
ke atas tubuhnya kuraih batang kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke
vaginaku yang masih lapar itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang bintang di
langit kembali bermunculan.

“..Ooohh..Hesty..kau sungguuh seksxyy.. masuukin kontolku..!!” Heru memujiku
setinggi langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan
baru pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda betina
liar melayani kuda jantan yang sangat perkasa ini. “..Yess.. Heruu.. yeess..
kumasukkan kontolmu yang perkasa ini..!” kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya
sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga batang
penis yang besar itu melesak dalaam sekali..

“..aachh.. Heestyy.. putaar.. habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!”
giliran Heru merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya, tidak bisa
kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas jiwaku
serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan yang maha luas kucurahkan
seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan menekan keras sekali pantatku,
kali ini aku yang berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan kuda betina liar
aku putar pinggulku dan bagai penari perut meliuk meliuk begitu cepat.

Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan kukontraksikan otot-otot
vaginaku sehingga penis yang besar itu terasa bagai dalam vacum cleaner terhisap
dan terkenyot didalam liang vaginaku. Dan yang terjadi adalah benar benar
membuatku bangga sekali, Heru bagai Layang-layang putus menggelinjang habis
kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, sekali-kali
ingin melepaskan tubuhku darinya tapi tidak kuberikan kesempatan itu bahkan
kutekan lagi pantatku lebih keras, batang penisnya melesak seluruhnya bahkan
rambut kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku, clitorisku yang lapar
akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara tergencet batang
kemaluannya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah zakarnya kuraih dan
kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.. Heess.. yeess..!!”
Heru membelalakan matanya sama sekali tidak menyangka aku menjadi begitu
beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Heru bangkit, dengan posisi
duduk ia menylomot buah dadaku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua
buah dadaku. “..selomot.. pentilku.. dua. duanya.. Herr..yeess..!! …sshh.. …oohh..!!
mataku menjadi berkunang kunang, “..Ooohh.. Hestyy.. nikmatnya bukan main posisi
ini..! batang kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” Heru mendengus-dengus
kurasakan batang penisnya mengembung pertanda spermanya setiap saat akan meletup,
“..Ohh.. sshh..aahh.. Heruu ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!! jiwaku terasa
berputar putar..! “..yess..Hess..aku… keluarkan diluar apa didalam..?”. “..Ohh..
Heru kontoolmu.. jaangaahhn..dicabuut..keluarin.. didalaam..!!

Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar hebat
sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam
rahimku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya.. memekmu
Hestyy..!!” Heru memuncratkan air maninya di dalam rongga vaginaku, terasa
kental dan banyak sekali. Akupun mengelinjang hebat sampai lupa daratan “..Nggkkh..
sshh.. uugghh.. Heerru.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. sayaahng..
aarrgghh..!! gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung jiwaku, ooh benar
benar tak kusangka makin sering klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya jiwaku
serasa terbetot keluar terombang ambing dalam lautan kenikmatan yang maha luas.
Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai batang penisnya pantatnya
pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali.

Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang kemaluannya yang sedang terjepit
menyatu di dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!!
Oohh Heru aku kuatir akan ketagihan dengan batang penismu yang maha dahsyat ini!!
Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yang ketiga ini
membuat tubuhku terasa lemas sekali, Heru sadar akan keterbatasan tenagaku,
akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yang kekar, aku merasakan kenyamanan
yang luar biasa, kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali klimaks
bukanlah hal yang mudah bagiku untuk mendapatkannya didalam satu kali permainan
seks.

Heru telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian ini
selama hidupku. Tiba tiba Heru melihat jam lalu dengan muka sedih ia mengatakan
kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa
menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya.

Sepeninggal Heru dari rumah, aku termenung sendirian di ranjang. Suatu kejadian
yang sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku. Aku telah
menikmati perbuatan seks dengan sahabat suamiku bahkan harus kuakui, aku betul
betul menikmati kedahsyatan permainan seks dengan sahabat suamiku itu. Tetapi
aku telah mengkhianati suamiku. Aku mulai merasakan sesuatu yang salah,
sementara di lain pihak, aku sangat menikmatinya dan sangat mengharapkan Heru
melakukannya lagi terhadapku.

Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke dua arah yang berlawanan.
Pergumulan batin terjadi membuatku limbung. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba
melupakan Heru. Setelah beberapa minggu dalam kondisi seperti ini, hatiku makin
tidak menentu, makin kucoba melupakannya makin terbayang seluruh kejadian hari
itu, aku masih merasakan tubuhnya yang kekar berkeringat napasnya yang mendengus
dengus terngiang sayup sayup terdengar suaranya memanggilku ’sayang’. Heru
berhenti bertugas di kantor suamiku. Entah itu keinginannya sendiri atau memang
ia dialih tugaskan, aku tidak tahu.

Namun hingga kini, pergumulan batin dalam diriku masih terus berlangsung. Di
lain pihak aku tetap ingin mencintai suamiku, walaupun ia tak bisa memberikan
apa yang telah diberikan Heru padaku. Aku masih merindukan dan menginginkan
sentuhan tangan kekar Heru, dimanakah kau berada Heru..?